Ditengah Kesunyian

Di tengah sunyinya malam yang sudah pantas disebut pagi ini aku hanya bisa terduduk sendiri di warung kopi. Sebenarnya aku tidak hanya sendiri, lebih tepatnya berdua bersama 1 temanku. Tetapi lebih pantas dibilang sendiri di malam ini. Temanku hanya duduk dan asyik bermain dengan laptopnya dari pertama sampai warung kopi ini dan mungkin sampai nanti kita memutuskan untuk pulang.

Aku tidak mau mengganggunya walau sedikitpun. Untung saja aku juga membawa laptop sendiri. Akhirnya kita berdua pun duduk bersampingan tetapi tidak ada sedikitpun dialog diantara kita. Melainkan saling asyik sendiri menghadap ke laptop masing-masing dengan jari-jari yang senantiasa menari-nari di atas keyboard laptop masing-masing.

Bisa ditebak kalau temanku mempunyai kesibukan/kepentingan tersendiri. Lebih tepatnya alasan kenapa dia dari tadi asyik sendiri dengan laptopnya. Sedangkan aku? Kebingungan sendiri, walaupun aku juga telah memegang laptop. Dalam pikiranku saat itu aku merasa bosan untuk membuka facebook, twetter, dan social network lainnya. Akhirnya aku sekilas berfikir untuk menambah postingan blog saja. Lebih tepatnya bukan postingan, melainkan sampah/spam. Bisa dikatakan sampah karena postinganku lagi-lagi tidak berbobot dan tidak membantu apapun.

Pertama kali aku memikirkan untuk memilih foto postingan. Akhirnya  aku memilih untuk mengambil foto diri sendiri dengan webcam. Dan seperti inilah hasilnya.

Masterpis di kegelapan

Potret diri sendiri dengan sedikit gaya alay khas Spanyol ditambah sedikit sentuhan gaya narsis khas German dengan berlatar di warung kopi pada malam hari yang menjelang pagi. Sedikit berlebihan, tetapi itulah pose wajahku dari saat pertama datang ke warung kopi sampai kita pulang ke kost masing-masing. Dalam benakku terfikir bahwasanya aku tidak mempunyai kost sampai saat ini. Tetapi hal tersebut bisa difikirkan nanti saja. Sekarang aku terinspirasi dari kesunyian ini untuk membuat sebuah coretan. Dan inilah coretan-coretanku yang kembali dapat dikatakan sampah.

Pagi yang masih terasa malam ini dapat dibilang sunyi sekali. Sejenak dihati terfikir, di tengah kota yang tak pernah tidur ini, ternyata masih ada tempat yang sunyi seperti ini. Tetapi sunyinya tempat ini tidak lah sesunyi dan senyaman serta sedamai saat aku bersamanya (wanitaku). Sampai saat ini tak ada tempat atau sesuatu yang bisa membuatku terasa lebih nyaman dan damai melebihi saat disampingmu. Kenyamanan yang timbul saatdisampingmu terasa berbeda, lebih nyata dan lebih nyaman sampai ke perasaan dan hatiku juga merasakannya.
Langit gelap yang terasa cerah dihiasi dengan jutaan bintang dan cahaya rembulan melengkapi kesunyian dan ketenangan malam ini. Tetapi semua perhiasan angkasa itu tidaklah seindah cintamu, terlebih cinta tulusmu kepadaku (bojoku). Seperti saat berjalan-jalan menikmati pemandangan indah nan megah saat bersamamu, aku lebih memilih untuk memandangi wajahmu dibandingkan harus melihat keindahan alam tersebut. aku yakin hanya orang bodoh nan tolol lah yang mau mengabaikan indahnya cintamu itu.


Jangan lupa untuk meninggalkan komentar di bawah. Karena menurut saya, sebuah komentar adalah bentuk apresiasi paling sederhana. Terlebih komentar adalah sebuah penghargaan daripada hanya melihat, menengok terus pergi. Jadi, jangan segan untuk berkomentar.




Tag : curhat
0 Komentar untuk "Ditengah Kesunyian"

Back To Top